Sebuah brand biasanya hanya terdiri dari satu kata atau maksimal rata-rata tiga kata, tapi rasanya membuat nama brand ini sulit sekali. Bahkan beberapa orang perlu melakukan semedi berhari-hari sampai menemukan yang membuat teriak ‘Aha, ini nih yang dicari.” Akan tetapi, tahukan kamu bahwa nama brand yang bagus dan menjual dari sisi marketing ternyata bukan hanya perihal bagus, enak didengar, atau keren saja? Ternyata untuk membuat nama brand ini ada juga ilmunya lo.
Walau usaha masih dirintis dan kamu ingin jadi bagian #UKMDariDanUntukIndonesia, pembuatan nama merek atau brand ini bisa jadi akan menentukan besarnya usahamu ke depan. Kalau kamu belum tahu bagaimana caranya, tenang #KitaMulaiBersama untuk belajar! Sebelum memutuskan untuk mengambil satu nama yang akan digunakan untuk jangka panjang, maka kamu bisa mengikuti beberapa langkah dari berbagai sumber berikut ini. Simak yuk!
1. Salah satu langkah awal yang perlu dilakukan adalah mengetahui ‘brand heart‘ yang meliputi nilai-nilai yang dimiliki
Sebelum menentukan nama, yang paling penting adalah mengetahui siapakah ‘kamu’ dan apa yang ingin dicapai. Dengan kata lain kamu perlu mengetahui brand heart yang meliputi:
- Tujuan: Mengapa usaha ini dibentuk?
- Visi: Apa yang ingin diraih di masa depan? Seperti apa masa depan?
- Misi: Apa yang akan dilakukan? Bagaimana mewujudkannya masa depan bisnismu?
- Nilai: Prinsip apa yang kamu pegang untuk menuntun sikapmu?
Ketika dikombinasikan maka hal-hal ini akan mempengaruhi keputusan yang diambil termasuk dalam memutuskan pembuatan nama.
2. Setelah yakin terhadap nilai-nilai apa yang kamu punya, kini saatnya melakukan brainstorming untuk dapat nama terbaik
Kini saatnya mengumpulkan beberapa orang dalam tim untuk membuat nama brand yang tepat, namun agar tidak terlalu lama dan ‘liar’ maka sebaiknya kamu sudah membuat sebuah panduan. Caranya kamu bisa menuliskan beberapa kata sifat yang menggambarkan bisnismu, gambarkan perasaan seperti apa dari konsumen setelah menggunakan produkmu, dan usahakan nama produk bebas dari berbagai asosiasi. Dalam sebuah buku dari Alina Wheeler berjudul Designing Brand Identity, ada beberapa kategori nama brand yang bisa dipertimbangkan, seperti:
- Nama orang: Bisa jadi nama sendiri maupun nama fiksi seperti Mc Donalds, Bebek Goreng H. Slamet, Gudeg Yu Djum
- Deskriptif: Nama yang menjelaskan produkmu misal J.Co Donuts and Coffee
- Fabricated: Sebuah nama yang sengaja dibuat seperti Kodak dan Xerox
- Metafora: Nama imajinatif tentang sesuatu, tempat, bahkan proses seperti Aplle, Kayak, dll
- Akronim: Singkatan seperti KFC, BMW, dan LG
Selain itu kamu bisa membuat nama-nama yang sederhana, mudah diucapkan, dan unik serta mencerminkan identitas perusahaan supaya lebih mudah diingat. Hindari penggunaan kata yang berkonotasi negatif ya.
3. Yang tak kalah penting adalah mengecek ketersediaan nama, jika sudah dipakai akan ada risiko yang harus ditanggung
Walaupun brand yang sudah ada sebelumnya masih tak terkenal, tapi kamu tetap perlu mengecek agar tak mengalami kesulitas di tahap-tahap selanjutnya nantinya. Caranya, kamu bisa mengetikkan nama brand yang terpikirkan di kolom pencarian Google, perhatikan hasil yang muncul seperti apakah nama sudah pernah dipakai, apakah digunakan di website orang, apakah akun media sosial masih tersedia, dan apakah ada asosiasi negatif terkait nama yang kamu inginkan.
4. Langkah terakhir dalam pembuatan nama ini adalah pengetesan yang bisa dilakukan dengan berbagai macam cara
Sebelum meresmikan penggunaan nama, kamu bisa melakukan pengetesan nama dulu misalnya melalui teman-teman terdekat, saudara, atau bahkan kolega. Minta pendapat mereka dan kesan seperti apa yang didapatkan ketika mendengarkan nama yang ingin kamu sampaikan. Kamu juga bisa melakukan pengetesan melalui media sosial atau landing page.
Walau terdengar sepele namun nama brand adalah sebuah hal yang mewakilkan produkmu secara keseluruhan sehingga saat memutuskan untuk membuatnya perlu dilakukan pertimbangan yang matang dan tak bisa sembarangan.
0 comments:
Post a Comment