Price (atau harga)
adalah sebuah elemen penting dalam marketing mix usaha Anda. Seperti yang kita
tahu selain price ada P yang lain: Product, Promotion, Place, dan kadang
ditambahkan People. Perhatikan baik baik…, di antara 5P di atas cuma Price yang
berhubungan langsung dengan revenue atau pendapatan usaha. Lainnya lebih
terletak pada struktur cost atau biaya. Pendeknya, pricing strategy itu
penting.
Pada prakteknya ada Cara Menentukan Strategi Harga Jual jasa
atau produk kamu. Yang pertama adalah dari Perspektif Biaya. Maksudnya meliht
dari perspektif biaya adalah mengadakan produknya dahulu, lalu mengestimasi
biayanya, dikasih margin, barulah hl tersebut menentukan harga jualnya ke
pasaran. Jadi biaya produk menjadi variabel penentu harga jual.
Praktek Cara Menentukan Strategi Harga Jual
dengan cara pertama di atas sangat umum dilakukan di Indonesia. Mengapa? Karena
mudah dan kita dengan cepat bisa menentukan harga jual dan profit yang kita
inginkan. Sayangnya, harga jual tersebut sangat produsen-egosentris. Tanpa mau
melihat kebutuhan konsumen sekonyong-konyong menentukan margin yang kadang
terlalu banyak, kadang terlalu sedikit.
Cara kedua yang sedang
populer adalah Perspektif Pasar. Disebut perspektif pasar karena berapa margin
yang kita mau bukanlah hal yang utama, tapi yang utama adalah berapa margin
maximum yang bisa kita raih dengan menjual produk tertentu.
Yang penting dari cara
kedua adalah memperhatikan “berapa sih harga yang konsumen willing to spend”
dan bagaimana persepsi harga sudah dibentuk oleh kompetisi. Ketika kedua
analisis di atas sudah di dapatkan, kita baru bisa melihat sebesar apa
opportunity harga yang tersisa. Apakah masih ada ruang untuk margin seperti
yang kita mau? Kalau mengambil margin seperti keinginan kita, kita juga bisa
mendeteksi seberapa besar demand terhadap produk kita.
Kelebihan utama dari
cara kedua adalah kita bisa menghubungkan elemen harga dengan Positioning
brand. Apakah mau bermain di level premium? Ataukah low end? Kalau memang kita
mau berkompetisi di segmen premium namun ternyata analisis harga produk kita
cuma berada di level low end, mungkin kita harus mengevaluasi produk kita dulu
sebelum launching.
Bayangkan blunder yang
akan dialami jika menggunakan strategi nomor satu dalam kondisi ketidakcocokan
antara harga dan positioning yang dituju. Apes-apesnya malah tidak ada orang
yang beli produk kita karena dianggap kemahalan sementara kita sendiri terlalu
asik dengan harapan margin tinggi.
Ok itu di atas kan
konsep ya… Lalu bagaimana nih cara melakukan strategi perspektif pasar
tadi dalam dunia nyata. Bagaimana tekniknya. Tentu dengan melakukan survey dan
desk research! Tidak bisa itu sekonyong-konyong langsung jadi.
0 comments:
Post a Comment